Desa KALIBUKBUK

KALIBUKBUK-Pagi hari di Pantai Lovina selalu menyajikan pemandangan yang
menenangkan. Laut yang tenang berkilau disinari matahari, sementara deretan perahu
tradisional tampak berjajar rapi di tepi pantai. Perahu-perahu itu, dengan warna cat cerah dan
bentuk yang khas, menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat pesisir Bali
Utara.
Menurut I Gede Muladana, bertugas sebagai Tourism Information Service di Lovina, perahu
kayu tradisional ini masih banyak digunakan oleh warga setempat untuk berbagai kegiatan laut.
“Perahu di sini masih sederhana, ada yang menggunakan dayung, ada juga yang dipasang layar,
dan sebagian sudah memakai mesin kecil. Selain untuk menangkap ikan, perahu ini juga sering
dipakai untuk jalan-jalan di laut atau melihat lumba-lumba,” jelasnya.
Dengan tarif Rp100.000 per orang, baik wisatawan lokal maupun mancanegara dapat
menikmati perjalanan berkeliling laut Lovina menggunakan perahu tradisional. Pengalaman
ini memberi kesempatan bagi pengunjung untuk melihat langsung kehidupan masyarakat
pesisir serta menikmati pemandangan laut yang menenangkan. Wisatawan tidak perlu
membuat janji atau reservasi untuk berlayar di pagi hari cukup datang ke pantai sekitar pukul
enam pagi. Biasanya, pada rentang waktu antara pukul enam hingga tujuh, laut mulai ramai
oleh perahu-perahu yang berangkat, baik milik nelayan yang mencari ikan maupun wisatawan
yang ingin menikmati suasana pagi di laut.
Bagi yang tertarik untuk menyelam sambil menikmati pemandangan bawah laut atau
menyaksikan lumba-lumba dari dekat, tersedia juga paket tambahan dengan biaya sekitar
Rp100.000 per orang. Aktivitas ini menjadi favorit banyak pengunjung karena laut Lovina
terkenal dengan kejernihan airnya dan kehidupan bawah laut yang berwarna-warni.
“Nelayan lokal biasanya berangkat melaut sekitar jam lima atau enam pagi untuk menangkap
ikan. Ada juga yang berangkat sore hari menjelang matahari terbenam. Kadang wisatawan
asing ikut mencoba memancing bersama nelayan, tapi itu tergantung kondisi cuaca,” tambah
Gede Muladana sambil tersenyum.
Dari atas perahu kayu, pemandangan Lovina terlihat begitu memikat. Lautnya tenang, udara
pagi terasa sejuk, dan di kejauhan tampak perbukitan hijau yang membingkai garis pantai.
Suara ombak berpadu dengan angin laut yang lembut, menciptakan suasana damai yang sulit
ditemukan di tempat lain.
Pantai Lovina bukan sekadar tempat wisata, tetapi juga ruang di mana tradisi, alam, dan
kehidupan masyarakat berpadu dengan harmoni. Perahu-perahu kayu yang bersandar di tepi
pantai bukan hanya alat untuk mencari rezeki, tetapi juga simbol budaya dan kebersamaan
masyarakat pesisir Bali Utara. Setiap perahu membawa kisahnya sendiri tentang kerja keras,
tentang cinta terhadap laut, dan tentang cara sederhana menikmati keindahan alam.
Keindahan Pantai Lovina tidak hanya terletak pada pemandangannya yang menakjubkan,
tetapi juga pada kehidupan yang berlangsung di sekitarnya. Saat matahari mulai naik dan
sinarnya memantul di permukaan laut, Lovina memancarkan pesona yang hangat dan alami.
Di sinilah setiap pengunjung bisa merasakan ketenangan, belajar dari kearifan nelayan lokal,
dan menikmati keindahan Bali Utara dengan cara yang sederhana namun penuh makna.
Bagi kamu yang ingin merasakan suasana laut yang damai, jauh dari hiruk-pikuk kota, berlayar
dengan perahu di Lovina adalah pilihan tepat. Nikmati panorama laut Bali Utara yang
memukau, kehangatan masyarakat lokal, serta pengalaman wisata bahari yang menyatu dengan
budaya dan tradisi. Lovina menunggu untuk kamu jelajahi sebuah tempat di mana setiap
kayuhan perahu membawa cerita tentang keindahan dan ketenangan yang tak terlupakan.

Nama :Luh Widiasmini 
NIM : 2312011002
Prodi : S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Pendidikan Ganesha