Sejarah Desa

komang sutanaya 30 Januari 2019 15:08:45 WITA

Sejarah Desa

 

Dahulu konon menurut cerita para orang tua, Desa Kalibukbuk dulunya bernama Tanah gesar, yang mana tanah gesar ini adalah sebuah kerajaan kecil yang dipimpin oleh seorang raja yang dulunya arif bijaksana dan sebagian besar rakyat kerajaan ini bermata pencaharian sebagian nelayan, siang ataupun malam para nelayan pergi ke laut untuk mencari ikan, kerajaan ini kehidupan rakyatnya sangat sejahtera dan damai, namun malang tak dapat dihindari kerajaan ini mengalami suatu musibah, yang mana musibah ini menimpa semua pra nelayan. Semua nelayan merasa ketakutan untuk pergi melaut karena setiap pergi melaut ataupun berjalan dipinggiran pantai ada sejenis ikan yang berparuh lancip memanjang dan ganas siap menyerang menusuk sampai – sampai membunuh para nelayan. Dengan kejadian ini sang raja merasa kesal, bingung dan punya pemikiran untuk mengalahkan semua ikan – ikan itu namun apa yang menjadi usaha sang raja maupun rakyatnya tidak bisa membuahkan hasil untuk mengalahkan ikan – ikan  banu itu, malah semakin hari semakin ganas menyerang semua rakyat kerajaan. Sang raja seperti kehilangan akal untuk mengalahkan ikan – ikan banu itu kemudian memanggil pada abdi kerajaan dan disanalah sisefakati untuk mengadakan sebuah sayembara yang isinya adalah barang siapa yang dapat mengalahkan ikan – ikan banu itu akan diberikan hadiah sebagian wilayah kerajaan tanah gesar dan langsung akan dinobatkan sebagai raja. Dengan adanya sayembara itu banyaklah datang orang – orang untuk mengikuti sayembara, ada orang tua, pemuda ataupun pemudi. Namun semua pengikut sayembara ini satupun tidak dapat mengalahkan ikan – ikan banu itu. Raja kembali panik dan bingung kemudian lagi-lagi memerintahkan para abdinya untuk menyebarkan selebaran sayembara ke luar daerah kekuasaan sang raja. Pada suatu ketika datanglah menghadap seorang anak kecil yang berpenampilan lugu dan berpakaian kumal menghadap sang raja. Sang raja sangat meragukan anak kecil itu, tetapi sang raja tidak lupa mencoba kemampuan sang anak, sang anak kemudian berbicara dan menyarankan pada raja untuk membuat api unggun memanjang yang dikelilingi klopak batang pisang serta menyarankan pada sang raja untuk mengajak seluruh rakyatnya bersorak sorai menantang ikan – ikan banu itu, mendengarkan sorak sorai serta tantangan rakyat kerajaan, ikan – ikan banu itu semakin ganas menyerang rakyat dan akhirnya dengan strategi bantuan sang anak, ikan – ikan banu itu terperangkat dan mulutnya tertancap pada klopak batang pisang dan langsung terpanggang. Setelah semua ikan – ikan banu itu mati, raja serta rakyat kerajaan merasa gembira.

            Pada suatu hari setelah kerajaan aman, sang raja mulai timbul pemikirannya yang serakah dan loba untuk tidak mau memberikan sebagain wilayah kekuasaannya pada sang anak dan malah timbul pemikiran kotor untuk menyingkirkan serta membunuh sang anak dengan mencingcang seluruh anggota tubuhnya. Abdi kerajaanpun dengan sigap melakukan tugas yang diperintahkan sang raja, namun disisi lain dengan keteguhan dan ketulusan hati, sang anak menerima dan menyerahkan dirinya dengan satu permintaan agar dirinya sebelum dibunuh diberikan waktu mohon pada Tuhan agar diberi jalan menuju surga. Setelah terpenuhi permintaannya kembali sang raja langsung memerintahkan abdi kerajaan untuk mencincang tubuh anak itu.

Akan tetapi keajaiban terjadi, semua potongan tubuh anak itu dikerumuni semut-semut dan sepertinya semut itu meratapi kepergian sang anak dan anehnya lagi setiap detik semut-semut itu semakin banyak dan bertumpuk – tumpuk setinggi gunung yang siap untuk menyerang sang raja. Sang raja merasa sangat ketakutan dengan kejadian aneh tersebut serta sang raja langsung lari tunggang langgang menuju arah selatan dan timur, semua rakyat meninggalkan sang raja. Pada saat itulah sang raja merasa kebingungan dan baru penyadari bahwa apa yang diperbuatnya adalah kesalahan besar yang didasari oleh rasa ambisi pada kedudukan dan rasa angkuh pada diri sendiri yang suka merendahkan ataupun meremehkan orang lain. Pada saat kejadian itu sang raja punya pemikiran untuk mengganti nama Tanah Gesar menjadi Kalibukbuk, yang mempunyai arti Kali berasal dari kata Kala yang mempunyai makna Waktu, dan Bukbuk berasal dari Ibuk yang berarti Kebingungan.

            Demikian sekilas cerita nama dan sejarah Desa Kalibukbuk yang mungkin kesemuanya ini dapat dibuktikan dengan keberadaan benda-benda prasejarah yang ditemukan di Desa Kalibukbuk yaitu : Pura Dalem Panji, Citus Budha dan benda –benda purbakala lainnya.

 

 

 

Layanan Mandiri


Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.

Masukkan NIK dan PIN!

Media Sosial

FacebookTwitterYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung

Lokasi KALIBUKBUK

tampilkan dalam peta lebih besar